Saturday, August 28, 2010

ANTARA PERSAHABATAN DAN KEPERCAYAAN

Tulisan Giina Ghassari

Kriiing… bunyi bel istirahat dari SMA N 123 menggema di seluruh penjuru sekolah. Para murid mulai berkeliaran di kantin. Tapi, tidak dengan kiran. Hanya dia seorang yang tinggal dalam kelas. Sejak munculnya rumor mengenai Kiran yang depresi saat smp akibat perceraian orangtuanya, ia tidak memiliki teman sama sekali. alasannya, mereka menganggap jiwa kiran terganggu. Mereka tidak mau berteman dengan Kiran karena Kiran bekas orang gila. Padahal rumor itu tidak sepenuhnya benar.
Sebenarnya, Kiran anak yang baik, manis, pintar pula. Siapa yang tak mau berteman dengannya? Namun, selalu saja ada yang merasa iri dengannya. Mereka adalah Sita dkk. Sita dkk juga lah yang menyebarkan rumor tersebut, dan mempengaruhi murid-murid untuk tidak berteman dengan Kiran.
Berbeda dengan Fay. Gadis ini sangat populer di SMA N 123. Selain cantik, ia juga pintar dan ramah. Siapapun ingin bertemannya dengannya. Tapi anehnya, Sita dkk tidak berani menyimpan rasa iri terhadap Fay. Mungkin karena Fay mempunyai jiwa pemimpin dan sifat yang tegas. Kalau Kiran, ia terlalu lemah lembut dan tidak pernah bisa menolak permintaan orang lain. Jadi, mudah saja bagi Sita dkk untuk menindasnya.
Di saat hujan tengah membasahi kota Jakarta, Fay berlari-lari kecil menuju halte. Hari ini supirnya tidak bisa menjemput. Jadi, fay harus pulang dengan bus.
Di halte, tampak seorang laki-laki yang mencurigakan. Rupanya lelaki itu hendak mengambil tas Fay! Dan wuusssh.. Lelaki itu berhasil membawa lari tas Fay dengan cepat. Fay tidak bisa berdiam diri. Itu tas kesayangannya! Dengan langkah yang mantap fay mengejar pencuri itu. Pencuri itu cepat sekali larinya. Fay sampai kewalahan mengejarnya. Cuaca saat itu memang sangat tidak mendukung. Fay hampir terjatuh karena lelah. Tiba-tiba, muncul seorang gadis yang membawa balok kayu. Dengan sekuat tenaga gadis itu memukul pencuri tadi. Buuk! Terdengar suara pukulan yang cukup keras. Pencuri itu jatuh. Mungkin pingsan. tapi Fay tidak peduli. Fay menegakkan kakinya kembali dan berjalan menuju gadis super itu. Gadis itu menyerahkan kembali tas kesayangan Fay. Fay saaaaangat senang bisa mendapatkannya lagi. Ia sepertinya meneteskan air mata. Tapi tentu air mata itu tidak terlihat karena hujan yang begitu deras. Oh iya! Sekarang sedang hujan! Fay sampai lupa saking paniknya tadi. Sebelum mengucapkan terimakasih, Fay mengajak gadis super itu ke halte.
Sesampainya di halte, Fay mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya pada gadis super itu. Setelah berterimakasih, Fay mengajaknya berkenalan. Fay benar-benar tidak kenal dengan gadis super itu. Tapi sepertinya gadis itu bersekolah di tempat yang sama dengan fay. Ternyata gadis super itu adalah… Karin. Ya Karin. Fay mendengar jelas nama gadis itu. Fay teringat dengan rumor yang beredar di sekolahnya. Rumor tentang Karin! Tapi fay ragu untuk mengakui kebenaran rumor itu. Karena Karin begitu baik. Ia sampai rela hujan-hujanan demi membantu Fay. Orang yang belum dikenalinya. Tanpa sadar mereka telah berbincang-bincang mengenai banyak hal sampai mereka lupa waktu. Fay merasa nyaman dan nyambung berbicara dengan Kiran. Begitu juga Kiran. Ia merasa hal yang sama dengan Fay. Sore itu, dimulailah persahabatan mereka. Dan dimulailah kisah antara Fay dan Karin.

@@@

Kiran memasukkan baso besar ke dalam mulutnya. Heem nyam nyam nyam, enaaak sekali. Baso bu tarmin memang tiada duanya! batin Kiran. Hari ini, Kiran mulai lagi menginjakkan kakinya di kantin. Ini semua karena Fay yang memaksa Kiran untuk menemaninya makan di kantin. Ya, mulai hari ini, dan detik ini mereka resmi menjadi sahabat betulan. Awalnya Karin tidak percaya dengan ajakan Fay. Ia takut hanya akan dipermainkan seperti yang pernah dilakukan Sita dkk dulu. Tapi, senyuman dan mata Fay yang menyiratkan kejujuran, membuat Kiran percaya bahwa Fay beda dengan yang lainnya. Gadis itu benar-benar luar biasa. Pantas saja banyak yang menyukainya! Kemudian tanpa mereka sadari, dibalik tembok kantin, ada seseorang yang tengah mempehatikan mereka berdua. Lebih tepatnya memperhatikan Kiran.

@@@

Suatu hari, Fay mengikuti lomba piano nasional. Fay menjadi satu-satunya wakil dari SMAN 123. Kiran bangga sekali mempunyai sahabat seperti Fay. Sahabatnya betul-betul istimewa. Kiran benar-benar menyayangi Fay.
Di panggung yang megah, Fay bermain sangat bagus. Jemarinya menari diatas tuts piano hingga mengalunkan nada yang indah. Fay juga tampil sangat cantik dengan gaun putih biru yang berkilauan. Kiran tidak ingin melewatkan aksi Fay di atas panggung. Pagi-pagi sekali ia sudah siap untuk datang ke tempat perlombaan Fay.
Fay memenangkan Perlombaan ini. Fay sangaaat senang. Kiran pun tak henti-hentinya mengucapkan selamat kepada Fay. Ia juga ikut senang dan bangga karena yang menang adalah Fay. Sahabatnya sendiri! Ia benar-benar bersyukur bisa memiliki sahabat seperti Fay. Sementara Sita dkk, merasa sangat tidak suka bila Kiran bersama Fay. Ya, Sita memang tidak suka Fay dan Kiran bersahabat. menurutnya, Kiran sangat tidak pantas bersahabat dengan gadis sesempurna Fay. Dengan cara apapun, Sita dkk akan berusaha menghancurkan persahabatan mereka.

@@@

Setelah bel pulang sekolah berdering, Fay datang ke kelas Kiran. Ia memberitahu Fay bahwa hari ini dia ada les piano. Jadi, Kiran bisa pulang duluan.
Saat Kiran dalam perjalanan menuju rumahnya, Kiran dicegat oleh Sita dkk. Kiran merasa takut karena Sita dkk memasang wajah yang sangat mengerikan. Rupanya, Sita dkk hendak melabrak Kiran. Sita mengeluarkan kata-kata yang sangat menyakitkan. Ia bilang bahwa Kiran hanya numpang eksis bersama Fay. Dan kata-kata lainnya yang sempat membuat Kiran membenarkan kata-kata Sita dkk. Kiran yang berhati lembut, sangat mudah menangis. Ia menangis sejadi-jadinya. Tapi Sita dkk tidak menghiraukan tangisan Kiran. Tiba-tiba, datang seorang cowok yang langsung menolong Kiran dari Sita dkk. Sita dkk kaget melihat cowok itu! Lalu mereka berlari meninggalkan Kiran dan cowok tadi. Setelah Sita dkk pergi, cowok itu mengantar Kiran pulang. Dan tentu saja dengan Kiran harus memberitahu alamatnya. Karena cowok itu baru saja kenal dengannya. Tapi, wajah kiran pucat, matanya sembab, dan tubuhnya lemas sekali. Kiran masih sangat shock dengan kejadian yang baru saja ia alami.

@@@

Kiran berjalan dengan menyeret kakinya. Matanya masih sembab, dan tubuhnya masih sangat lemas. Fay yang melihat kondisi sahabatnya itu, langsung menanyakan apa yang terjadi. Kiran hanya menjawab, dia sedang tidak enak badan. Tapi Fay tahu betul kalau sahabatnya itu sedang berbohong. Fay mendesak Kiran untuk berkata sejujur-jujurnya. Tanpa menjawab, Kiran malah bertanya balik. Apa kamu tidak malu bersahabat denganku? Dan apa kamu juga menganggap aku hanya numpang eksis denganmu? mulut Fay terbuka lebar-lebar. Mata Fay ikut terbuka lebar-lebar. Jelas Fay marah karena pertanyaan Kiran yang begitu tiba-tiba. Tapi, Fay berusaha menjawab dengan tenang meski hatinya sedih karena pertanyaan Kiran menandakan bahwa Kiran tidak percaya dengan ketulusan Fay bersahabat dengan Kiran. Fay berkata bahwa, tentu ia tidak merasa malu karena sahabatnya adalah orang yang memiliki hati luar biasa baik. Dan Fay benar-benar tidak pernah menganggap bahwa Kiran hanya numpang eksis. Fay sangat tulus bersahabat dengan Kiran. Lalu, Fay bertanya pada Kiran tentang apa yang membuat Kiran tiba-tiba bertanya hal seperti itu. Kiran menceritakan semua yang terjadi kemarin. Termasuk cowok yang menolongnya. Fay kaget mendengar cerita Kiran. Dengan sangat menyesal, Fay meminta maaf pada Kiran. Kiran tersenyum dan menutup mulut Fay agar berhenti meminta maaf padanya. Akhirnya, mereka kembali seperti biasa tanpa keraguan satu sama lain. Namun, satu hal yang mebuat Fay penasaran. siapakah cowok yang menolong Kiran?

@@@

Dikelas Fay, ada seorang cowok yang sangat pendiam. Namanya Aka. Hampir semua anak dikelasnya belum ada yang pernah berbicara dengan Aka. Tapi, tiba-tiba saja Aka menghampiri bangku Fay. Dan WAH!! Aka meminta Fay untuk menemaninya ke coffee shop. Fay sangat kaget. Tapi akhirnya, Fay menerima ajakan Aka.
@@@
Fay sampai di coffee shop bersama Aka. Tadi ia memang sudah bilang pada Kiran bahwa ia tidak bisa pulang bareng. Tapi Fay merahasiakan alasannya pada Kiran.
Fay memulai pembicaraannya dengan bertanya apa alasan Aka mengajaknya kesini. Aka Manawa dengan singkat namun penuh arti. ia ingin mengenal kiran lebih dekat. Ah yaaaa.. Fay langsung bisa menangkap maksud dari ucapan Aka. Mereka pun melanjutkan pembicaraan mereka. Dan sepertinya, Fay merasa bahwa cowok yang menolong Kiran adalah Aka.

@@@

Fay tersenyum-senyum sambil memandangi Kiran. Kiran bingung. Ada apa dengan Fay hari ini? Kiran bertanya pada Fay, tapi Fay tidak mau memberitahunya. Katanya, belum waktunya Kiran tahu. Huh! Kiran sangat kesal. Dia paling tidak suka merasa penasaran. Tapi Kiran tak memaksa Fay untuh memberitahunya. Toh, cepat atau lambat Kiran akan diberitahu oleh Fay.
Saat sedang bersenda gurau dengan Fay, Kiran melihat sosok cowok yang tak asing bagi Kiran. Sepertinya….. oh ya! batin Kiran. Cowok itu yang menolongnya dan mengantarkan Kiran pulang! Entah kenapa, Kiran terus memperhatikan cowok itu. Dan tiba-tiba saja, ia tersenyum sendiri. Fay yang menyadari tingkah laku sahabatnya itu mengikuti arah pandangan Kiran. Waaaaw, ternyata Aka lah yang dipandang Kiran. Bagus! jerit Fay dalam hati. Ia sengaja tidak mengganggu lamunan Kiran. Karena menurutnya, hal ini sangat bagus untuk Kiran dan juga Aka.

@@@

Lagi-lagi Fay tidak bisa pulang bareng Kiran. Dan Kiran pun sampai sekarang tidak tahu alasan Fay. Tapi, 2 orang teman sekelas Fay yang kebetulan seangkot dengan Kiran tengah asyik membicarakan Fay. Mereka berkata bahwa akhir-akhir ini Fay sering pergi bersama Aka. Kiran tertegun mendengarnya. Sekilas timbul rasa marah pada Fay karena Fay tidak pernah bercerita tentang kedekatannya dengan seorang cowok.
Saat sampai dirumah, tanpa basa-basi Kiran langsung menelpon Fay. Ia menanyakan kebenaran tentang hal yang ia dengar tadi. Tetapi, Fay sama sekali tidak menjawab sesuai dengan keinginan Kiran. Fay hanya bilang cowok itu adalah teman sekelompoknya dan mereka pergi bersama untuk keperluan tugas sekolah. Kiran tidak langsung percaya pada jawaban Fay. Namun, Kiran lebih memilih diam daripada memperpanjang masalah.

@@@

Hari ini Kiran pulang sendiri. LAGI. Ia bingung pada Fay. Jika hanya mengerjakan tugas, mengapa harus hampir setiap hari mereka pergi bersama? dan Kiran juga belum mengetahui siapa cowok yang pergi bersama Fay.
Kiran mengedarkan pandangannya ke toko-toko disampingnya. Dan, BUK! Pemandangan yang ia lihat seperti suatu pukulan menghantam keras wajahnya. Ia melihat Fay dan seorang cowok tengah berada di sebuah restauran. OH! Cowok itu… cowok yang menolongnya dari Sita dkk! Cowok yang berhasil mencuri perhatian Kiran! Jadi itu yang namanya Aka? Tak terasa setetes air mata Kiran terjatuh membasahi pipi lembutnya. Ia merasakan hal yang aneh. Ada yang bergejolak dalam hatinya. Sepertinya, itu rasa cemburu meski tak mau diakui oleh Kiran. Tapi, ia tetap merasakan kecemburuan itu. Kiran memang tak pernah cerita pada Fay mengenai perasaannya pada Aka. Karena menurutnya, mustahil bila Aka memiliki perasaan yang sama pada Kiran. Dengan segera ia berlari menjauh dari restauran tempat Aka dan Fay. Ia harus menghapus dan membuang jauh-jauh perasaan cemburu itu. Dia harus sadar bahwa wajar saja kalau Aka lebih memilih bersama Fay.

@@@

Kejadian kemarin membuat Kiran menjauh dari Fay. Entah mengapa, Kiran merasa sahabatnya mengkhianatinya. Padahal sudah jelas itu semua salah Kiran yang tak pernah cerita pada Fay. Fay yang sedari tadi menyadari perubahan sikap Kiran langsung bertanya pada Kiran. Namun, Kiran tidak menjawab apa-apa. Ia hanya menggelengkan kepalanya.
Perubahan sikap Kiran benar-benar kelewatan. Ia tak mau berbicara dengan Fay, tak mau pulang bareng, bahkan untuk bertemu dan bertegur sapa pun Kiran tidak mau. Fay tidak tahan dengan semua itu. Tanpa ba bi bu lagi, Fay menarik tangan Kiran untuk ikut bersamanya. Fay bertanya pada Kiran, apa yang telah membuatnya menjadi seperti ini. Kiran diam. Ia tak mau menjawab. Fay bertanya sekali lagi sambil mengguncang-guncangkan tubuh Kiran. Kiran memberontak. Ia mendorong tubuh Fay. Air mata Kiran jatuh dengan deras. Ia marah, MARAH pada Fay! Ia cemburu pada Fay. Ia merasa dikhianati. Fay yang mendengar semua keluh kesah Kiran, tersenyum. Kiran bingung dengan tingkah Fay. Lalu, Fay memberikan dua surat pada Kiran. Kiran semakin bingung. Kemudian, Fay pergi meninggalkan kiran. Tiba-tiba BRAAK! Suara yang cukup keras dari arah jalan raya. Tapi Kiran tidak mempedulikannya.

@@@
Kiran ogah-ogahan membaca dua surat itu. Tapi pada akhirnya, ia membaca juga. Surat pertama membuat kiran mau tak mau menganga lebar. Ia kaget. Benar-benar kaget. Surat itu dari Aka! Surat yang isinya tentang ungkapan perasaan Aka terhadap Kiran. benarkah Aka menyukainya? Lalu bagaimana dengan kedekatan Aka dan Fay? Kiran buru-buru membaca surat yang ke-dua. Ternyata itu dari…. Fay.

"Dear kiran.
Kiran, maaf ya selama ini aku ga pernah cerita ke kamu tentang aku sama Aka. Aku cuma pengen kamu penasaran aja kok, hehehe..
Sebenarnya, Aka minta bantuan ku. Kamu tau ga dia minta tolong apa? Dia minta aku untuk mendekatkan dia sama kamu! Waaaah senangnya! Akhirnya sahabatku ada yang naksir Hahaha J
Aka udah nembak kamu kan Ran? Aku tau perasaan kamu gimana ke dia. Jadi, semoga kalian bisa langgeng yaaa :D
Fay sahabatmu…"

Kiran tak kuasa menahan tangisnya. Ia sangat merasa bersalah pada Fay karena telah berburuk sangka padanya. Kiran langsung berlari menuju rumah Fay. Ia harus minta maaf, HARUS!

@@@

Sesampainya didepan rumah Fay, ia dibuat bingung oleh orang-orang yang berdatangan ke rumah Fay dengan baju hitam. Selain itu, ada bendera kuning juga! Kiran sangat bingung. Kemudian, ia memberanikan untuk mencari tahu apa yang terjadi disini. Tiba-tiba seorang wanita paruh baya menghampiri Kiran. Wanita itu adalah ibunya Fay. Matanya merah dan sembab. Sepertinya ia menangis lamaaaa sekali.
Ibunya Fay menceritakan semua yang telah terjadi. Kiran terpaku mendengar ceritanya. Ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Air matanya yang tadi sudah kering, sekarang kembali menggenangi matanya. Ia sedih, sedih sekali. Ia masih tak percaya bahwa fay telah tiada. Kecelakaan mobil telah merenggut nyawa Fay. Lalu, ia semakin kaget saat mendengar ucapan ibunya Fay mengenai waktu kematian Fay. Saat Fay baru pulang sekolah, mobil berkecepatan penuh dijalan raya depan sekolah menabrak Fay hingga ia tiada. Ketika pulang sekolah? Dijalan raya? Itu berarti… waktu setelah Fay memberikan Kiran surat. Dan suara keras itu, adalah suara mobil yang menabrak Fay! AH! Kiran merasa dirinya benar-benar kerdil! Kenapa ia tidak menggubris suara itu dan menolong Fay? Dan kenapa Kiran harus bertengkar dengan Fay? Kalau saja ia tak pernah marah pada Fay, mungkin sekarang Fay masih ada bersama Kiran. Aaaah, Kiran sangat menyesal. Ia bahkan belum minta maaf pada Fay. Sempat terpintas niatnya untuk menyusul Fay. Tapi ia tak berani melakukannya. Ia berniat, lebih baik ia meminta maaf kepada Fay dengan memperbaiki kesalahannya di waktu yang akan datang. Kejadian ini telah menjadi pelajaran untuk Kiran. Dan ia yakin, tak akan mengulangi hal yang sama nanti.

@@@
3 tahun semenjak kematian Fay telah berlalu. Kiran sekarang sudah kuliah. Ia menjalai hari-harinya yang baru. Kisahnya dan Fay, menjadikan suatu pelajaran pada Kiran. Tak seharusnya ia marah pada Fay. Harusnya, persahabatan dilandasi dengan kepercayaan. Dan semestinya, Kiran tidak melakukan kesalahan dengan marah pada Fay karena keslahan Kiran sendiri. Sekarang, Kiran akan memulai semuanya dengan lebih baik. Dengan teman-emannya yang baru, tanpa melupakan kisahnya dengan Fay.

@@@

Kiran mengambil sebuah buku diperpustakaan umum Jakarta. Tapi, ada seorang lagi yang ingin mengambil buku itu. Kiran menoleh untuk melihat orang itu. Seorang cowok.. Dan itu adalah….. Aka! Wah! Sungguh kebetulan sekali bias bertemu dengan Aka lagi.dan rupanya Aka masih ingat dengan Kiran. Padahal mereka beda universities. Aka mengalah. Ia membiarkan Karin mengambil buku itu dan ia mengambil buku lain. Lalu, mereka membaca di meja yang sama. Tiba-tiba saja sikap mereka jadi canggung dan mereka tersenyum-senyum sendiri. Sekilas, tampak rona merah menghiasi pipi mereka.

No comments:

Post a Comment